Penyebab lulusan SMK Masih Banyak yang Menganggur
Penyebab lulusan SMK masih banyak yang menganggur. Pendidikan sekolah vokasi yang selama ini diharapkan oleh Pemerintah dapat memberikan keterampilan bagi peserta didiknya sehingga dapat dengan mudah diterima di dunia kerja pada saat lulus ternyata masih belum sesuai yang diharapkan. Masih banyak lulusan sekolah vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan ketika lulus mereka masih menganggur, pada selama di sekolah mereka dibekali kemampuan untuk bekerja.
"Selama ini kita tidak punya perencanaan tenaga kerja yang cukup bisa dijadikan patokan itu. Ya itu, sehingga karena tidak jelas ada pesanan kita jahit ya semaunya kita jahit. Itu yang jadi masalah sekarang," Jelas Muhadjir di kantor Wakil Presiden, Jakarta seperti yang dilansir media Republika, Selasa (25/10).
Mendikbud juga menjelaskan, bahwa selama ini pendidikan vokasi hanya mencetak seorang lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Namun kriteria dari tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini masih belum jelas. Menurut Muhadjir, diperlukan sebuah perencanaan yang matang mengenai kebutuhan tenaga kerja sehingga para lulusan sekolah vokasi dapat memiliki kemampuan yang sesuai.
"Misalnya 4 tahun yang akan datang kita butuh ahli apa sih? butuh keterampilan apa sih. Sehingga kita mulai mencetak spesifikasi dari keterampilan itu dan berapa jumlah yang akan dibutuhkan sehingga ada proyeksi kebutuhan tenaga kerja," ungkap dia.
Perencanaan mengenai kebutuhan tenaga kerja di dunia industri sebaiknya disesuaikan pada tingkat regional, tidak hanya disesuaikan dengan kebutuhan dunia nasional. Sehingga ketika mereka lulus, dapa bekerja di daerahnya atau paling tidak ada tempat yang menampungnya. Hal tersebut juga disampaikan Mendikbud kepada wakil presiden Jusul Kalla.
Selain masalah perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang belum pasti, Kebanyakan lulusan SMK yang menganggur dikarenakan oleh terbatasnya jumlah guru produktif (guru yang mengajar pelajaran praktek) yang memiliki keahlian teruji sesuai dengan bidang studi di sekolah vokasi tersebut. Bahkan diproyeksikan sampai tahun 2020 nanti, negara Indonesia masih membutuhkan sekitar 91 ribu guru produktif pada sekolah vokasi.
"Tapi untuk itu kalau harus melakukan rekrutmen PNS tidak mungkin karena langkah kita untuk sementara itu memberikan keahlian tambahan atau kealian minor untuk guru-guru adaptif. Guru yang selama ini mengajar ilmu-ilmu dasar di SMK itu akan disekolahkan lagi terutama di industri dalam jangka waktu tertentu sehingga nanti dia punya keahlian ganda," jelas Mendikbud.
Mengenai kekurangan guru adaptif yang mempunyai keterampilan yang dibutuhkan dalam pendidikan vokasi di Indonesia, Mendikbud telah menargetkan sekitar 15 ribu guru adaptif yang akan disekolahkan kembali sehingga memiliki keahlian tambahan pada awal tahun depan.
Itulah tadi, keterangan yang didapatkan dari Mendikbud yang kemaren juga disampaikan kepada wakil presiden Jusuf Kalla. Selama ini, lulusan SMK memang ada banyak yang bisa langsung bekerja dan diterima disebuah perusahaan, namun presentasenya masih kecil dibandingkan dengan yang menganggur. Bahkan kemampuan mereka masih banyak yang kurang (masih setengah-setengah matang) sehingga banyak dari perusahaan besar masih memperhitungkan jasa mereka.
Contoh Lembaga Profesi 1&2 tahun bidang Komputer (www.pikmicleds.com) |
Namun, sebenarnya untuk mengatasi permasalah tersebut, para lulusan sekolah vokasi di tingkat SMK misalnya, bisa mengikuti pendidikan di lembaga profesi 1 dan 2 tahun setelah mereka lulus dari SMK. Di lembaga tersebut mereka akan diasah lagi kemampuannya sehingga mereka bisa lebih matang untuk bisa masuk ke dunia kerja. Lembaga profesional biasanya memiliki banyak link dan cara-cara khusus untuk menyalurkan peserta didiknya ke dunia kerja.
0 Response to "Penyebab lulusan SMK Masih Banyak yang Menganggur"
Posting Komentar